Friday, 13 December 2024
logo

Berita

Berita Utama

Akhiri Kunjungan Kerja di Nunukan dan Tawau, Kepala BP2MI Sapa Pekerja Migran Indonesia Terkendala

-

00.06 16 June 2024 895

Akhiri Kunjungan Kerja di Nunukan dan Tawau, Kepala BP2MI Sapa Pekerja Migran Indonesia Terkendala

Tangerang, BP2MI (16/6) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) beserta jajaran tim Satgas Sikat Sindikat BP2MI akhiri perjalanan kunjungan kerja ke Nunukan, Kalimantan Utara dan Tawau, Malaysia, selama 3 hari dari Kamis (13/6/2024) sampai dengan Minggu (16/6/2024).

Sebelum mengakhiri perjalanan, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani beserta seluruh tim BP2MI dan Satgas Sikat Sindikat ucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Konsulat-RI di Tawau yang telah membimbing BP2MI meninjau beberapa lokasi strategis di Tawau.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya pula kepada Kepala BP3MI Kalimantan Utara di Nunukan, Bapak Kombes Pol. Jaya Ginting yang telah memandu kita semua meninjau jalur-jalur penyeberangan rawan di perbatasan. Catatan saya akan menjadi strategi tim Satgas Sikat Sindikat dalam melindungi Pekerja Migran Indonesia beserta anak mereka, khususnya pada tujuan Malaysia Timur,” ujar Benny.

Ketika Konsulat memberikan tur singkat di Kantor Konsulat-RI di Tawau, Benny sapa Pekerja Migran Indonesia terkendala, Wasmiati dan dua putrinya, yang sedang terdampak kasus pelecehan seksual di shelter Konsulat. Ia cukup kaget, karena Pekerja Migran Indonesia tersebut berasal dari KL-Kepong, tempat yang dituju tim BP2MI sebelumnya.

“Saya sudah hubungi Kepala BP3MI DI Yogyakarta, tempat asal Wasmiati dan 2 putrinya. Kami akan bantu fasilitasi yang dibutuhkan untuk repatriasi, pemulihan dan pembinaan ekonomi bagi korban. Tentunya setelah korban hadir sebagai saksi di persidangan pada Juli 2024,” ucap Benny.

Setiba di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Benny sapa Pekerja Migran Indonesia yang kembali masuk ke Tanah Air. Kemudian Benny beserta jajaran BP2MI menyempatkan diri meninjau di Lounge PMI untuk melihat kondisi Lounge dan para Pekerja Migran Indonesia yang singgah di sana.

“Ternyata di jam 12:30 dinihari, masih ada beberapa Pekerja Migran Indonesia terkendala dengan berbagai kasus yang berbeda. Yakni, 1 Pekerja Migran Indonesia yang dipulangkan karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Lalu ada Pekerja Migran yang mengadu disuruh membayar penalti sponsor sebesar 25 juta, ada pekerja yang belum mendapatkan persyaratan BPJS, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Benny juga terima aduan, ada pula pekerja yang dicegah keberangkatannya karena tidak memiliki E-KTKLN, padahal Benny tegas menyatakan E-KTKLN tidak menjadi persyaratan keberangkatan. Ia mencurigai ada oknum yang memanfaatkan keadaan, dan akan segera bersurat ke Keimigrasian.

“Saya akan menyarankan BPJS menyediakan counter di Bandara Soetta, karena bukan pertama kali Calon Pekerja Migran Indonesia harus mengurus BPJS ketika tiket pesawat sudah dibeli. Sedangkan pada jam dinihari seperti saat ini, jarak dan jam operasional menyebabkan tiket Pekerja Migran Indonesia harus reschedule maupun hangus,” pungkas Benny menutup kunjungan kerja BP2MI menuju Nunukan-Kaltara dan Tawau-Malaysia. (Humas)