BP3MI Lampung Ingin Bekerja Sama dengan PWNU Demi Pelindungan Paripurna Bagi Pekerja Migran Indonesia dan Keluarganya
-

BP3MI Lampung Ingin Bekerja Sama dengan PWNU Demi Pelindungan Paripurna Bagi Pekerja Migran Indonesia dan Keluarganya
Lampung, KemenP2MI (30/01) - Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Lampung, gelar audiensi dengan Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Lampung pada Kamis, (30/01/2025).
Bertempat di Kantor Pusat PWNU Lampung, Kepala BP3MI Lampung, Ahmad Fauzi disambut langsung oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Lampung, H. Puji Raharjo beserta jajarannya.
Ahmad Fauzi menyatakan bahwa, tujuan pertemuan ini sebagai upaya untuk meningkatkan pelindungan yang paripurna bagi Pekerja Migran Indonesia. Lanjutnya menyampaikan, kolaborasi ini dianggap penting karena PWNU memiliki jaringan dan pendampingan yang kuat, baik di dalam maupun di luar negeri.
Jejaring PWNU di Lampung menurutnya, juga didukung dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan Pekerja Migran Indonesia sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
“Diskusi ini juga untuk meningkatkan literasi migrasi aman dan peluang kerja di kalangan masyarakat, khususnya warga Nahdiyin, kemudian juga membangun kolaborasi dalam program pemberdayaan purna pekerja migran Indonesia serta menjalin sinergi dalam sosialisasi kebijakan terkait pelindungan pekerja Migran,” ujar Fauzi.
Fauzi memahami bahwa para Kiai NU yang berada di provinsi hingga ke desa adalah penyuluh dan edukator yang baik bagi masyarakat.
“Maka, penting juga bagi BP3MI Lampung untuk membangun program kerja bersama dengan lembaga, sekolah-sekolah NU dan perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan pekerja migran terampil dan profesional,” ungkapnya.
Kerjasama ini, menurut Fauzi dapat pula dilaksanakan dengan lembaga bantuan hukum (LBH) dan Bahtsul Masail, untuk mencegah terjadinya permasalahan Pekerja Migran di luar negeri.
Ketua PWNU Lampung, H. Puji Raharjo, menyambut baik rencana kerja sama ini. Ia meyakini bahwa SDM Pekerja Migran yang berkualitas tidak hanya meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di luar negeri tetapi juga meminimalkan resiko kerentanan yang sering dihadapi.
“Banyaknya jamaah, lembaga pendidikan, dan badan otonom di NU bisa memberikan edukasi tentang literasi dan pelindungan bagi calon, maupun pekerja migran indonesia,” ucapnya.
Puji lanjut menyatakan bahwa, keluarga besar NU di Lampung memiliki berbagai lembaga pendidikan, baik itu sekolah Ma’arif, pondok pesantren.
Ditambah lagi perguruan tinggi seperti Universitas Ma’arif Lampung, Universitas Nahdatul Ulama dan Institut Teknologi dan Sains Nahdatul Ulama.
“Lembaga-lembaga pendidikan itu yang kemudian diharapkan menjadi tempat untuk persiapan belajar keterampilan dan bahasa sebelum bekerja ke luar negeri, yang tentunya akan dikolaborasikan dengan BP3MI,” ungkapnya.
Puji menganggap perlu juga mengirim tenaga ahli keagamaan ke beberapa negara yang terdapat mayoritas pekerja migran untuk mengajar disana. Pekerja migran Indonesia, menurutnya juga membutuhkan pengajar agama, yang tentunya tetap memiliki bahasa yang sama, yaitu Indonesia.
“Diskusi ini banyak menciptakan ide-ide baru yang konstruktif terkait penyusunan kegiatan. Kita akan tuangkan ide-ide ini dalam rencana program kerja bersama yang lebih konkret demi menciptakan SDM Pekerja Migran Indonesia, yang tidak hanya terampil, tetapi juga tangguh dan berdaya secara moral dan spiritual,” pungkasnya. (Humas/BP3MI Lampung)