Saturday, 3 May 2025
logo

Berita

Berita Utama

Edukasi Penempatan dan Pelindungan PMI, BP2MI Bergerak Bersama Universitas OSO 

-

00.05 24 May 2023 856

Edukasi Penempatan dan Pelindungan PMI, BP2MI Bergerak Bersama Universitas OSO.

Pontianak, BP2MI (23/05) - Bersama ratusan mahasiswa di kampus Universitas OSO, Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (23/5/2023), Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memberi hal berbeda. Pasalnya, kampus yang belum cukup akrab dengan urusan Pekerja Migran Indonesia (PMI) kini mendapat perhatian khusus BP2MI untuk dilakukannya sosialisasi.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya Perguruan Tinggi mengambil bagian dalam penempatan peluang kerja ke luar negeri, dan juga aktif dalam pencegahan penempatan PMI secara nonprosedural. Upaya cegah dini terhadap sindikat penempatan ilegal PMI menempatkan kampus sebagai bagian strategis.

"Kalangan akademisi, mahasiswa dan dosen harus ambil bagian. Ada dua hal penting yang kerap dilupakan dalam dunia penempatan PMI. Pertama, penempatan resmi, dan kedua, tidak resmi atau ilegal (nonprosedural). Kadang kala publik, bahkan mahasiswa nyaris tidak bisa membedakannya. Sehingga mereka menyikapi kekerasan terhadap PMI di negara penempatan sebagai kesalahan mutlak BP2MI, ini salah. Kebanyakan mereka yang berangkatnya tidak resmi, diberangkatkan calo atau sindikat yang mendapat perlakuan diskriminatif tersebut," kata Benny.

Benny mengajak mahasiswa agar melakukan perlawanan sejak dini terhadap praktek sindikat penempatan ilegal PMI. Karena tidak boleh anak bangsa menjadi mangsa sindikat. Benny meminta, agar sosialisasi diperkuat lapangan kampus, serta peluang kerja ke luar negeri melalui skema G to G (Government to Government) diambil para mahasiswa yang berkeinginan bekerja sebagai PMI.

"Kita perangi para sindikat dari kampus. Harus dilawan sejak dini, dari lembaga pendidikan. Kampus termasuk menjadi benteng, dan alat untuk melawan para sindikat. Kemudian, ruang dan kesempatan bekerja ke luar negeri secara resmi yang difasilitasi pemerintah mesti dimanfaatkan mahasiswa. Jangan pasif atau membiarkan saudara, teman-teman kita, ibu-ibu kita menjadi korban sindikat. Praktek jahat yang dilakukan sindikat harus dihentikan, dan kita perkuat kampanye untuk mengajak masyarakat bekerja ke luar negeri melalui jalur resmi," ujar Benny tegas.

Berbagai pihak juga menilai perubahan fundamental yang dilakukan BP2MI sejak 3 tahun terakhir, saat lembaga ini dipimpin Benny Rhamdani. Menurutnya PMI tidak boleh di-downgrade posisinya. Dan negara telah hadir untuk memastikan PMI diperlakukan secara hormat. Keberpihakan terhadap PMI diwujudkan dalam program BP2MI.

"Saya sebagai pembantu Pak Presiden Jokowi terus memperbaiki kerja pelayana terbaik untuk PMI. Tidak boleh PMI diperbudak. Tidak boleh PMI dianggap sebagai pekerja rendahan. Mereka itu orang-orang hebat, orang-orang yang banyak jasanya terhadap Indonesia. Devisa yang disetor ke negara adalah Rp 159,6 Triliun per tahun," tukas Benny.

Selain itu, Rektor Universitas OSO, Dede Suratman, ketika sambutan, mengajak mahasiswa agar lebih berperan aktif melakukan edukasi terkait perang melawan sindikat. Maraknya penempatan ilegal PMI harus dicarikan solusinya secara bersama melalui kerja kolaborasi. Pencegahan dari hulu ke hilir harus konsisten dilakukan, dan kampus tak boleh absen.

"Kehadiran BP2MI sangat penting bagi kami. Tentu kampus mesti mengambil bagian berkolaborasi mendorong agar masyarakat lebih banyak mengikuti penempatan pekerja migran secara resmi. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi motivasi bagi kita semua untuk melawan praktek kejahatan kemanusiaan yang dilakukan sindikat. Tidak boleh penempatan ilegal PMI dibiarkan terus tumbuh," tutur Rektor Dede.

Tidak hanya itu, Dede menjelaskan, untuk kondisi lokalitas Kalimantan Barat, ia juga menyadari bahwa sosialisasi yang meluas dan menyentuh pada masyarakat terkait kerja-kerja BP2MI belum maksimal dilakukan. Sehingga peluang bekerja ke luar negeri secara resmi harus masif disampaikan agar masyarakat dapat mengetahuinya.

"Orang Kalimantan Barat, termasuk mahasiswa belum terlalu mendapatkan informasi terkait peluang kerja ke luar negeri. Termasuk soal tugas BP2MI. Kesempatan sosialisasi yang dilaksanakan ini menjadi pencerahan agar mahasiswa menjadi garda terdepan dalam melawan sindikat. Kemudian, siapkan diri agar bisa menjadi pekerja migran yang handal," kata Dr. Dede.

Untuk diketahui, setelah sesi pembukaan, sosialisasi dilanjutkan dengan dialog yang menghadirkan narasumber, di antaranya, Rektor Universitas OSO, Dede Suratman; Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan kawasan Eropa dan Timur Tengah, Brigjen Pol. Dayan Victor Imanuel Blegur; Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Amerika dan Pasifik, Dwi Anto; Wakil Rektor 1 Universitas OSO, Sofi Siti Shopiyah. **(Humas)