Tuesday, 7 October 2025
logo

Berita

Berita Utama

Sosialisasi di Bali, KP2MI Kenalkan Program Penempatan G to P Perawat Profesional Indonesia ke Amerika Serikat

-

00.10 6 October 2025 43

Sosialisasi di Bali, KP2MI Kenalkan Program Penempatan G to P Perawat Profesional Indonesia ke Amerika Serikat

Denpasar, KemenP2MI (6/10) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) melalui Direktorat Penempatan Pemerintah berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Usada Bali dalam Sosialisasi Peluang Kerja Penempatan Government to Private (G to P) ke Amerika Serikat, Senin (6/10/2025).

Hadir sebagai narasumber Ketua Tim Kelompok Kerja Skema Penempatan Pemerintah Amerika-Kanada, Shenny Fitriani yang menjelaskan mengenai tantangan jabatan perawat di Indonesia dan bagaimana peluang kerja yang ada di Amerika Serikat (AS).

"Secara nasional terdapat surplus sebanyak 2.298 perawat. Kesenjangan pemenuhan perawat telah terpenuhi pada 2024 dan terdapat potensi over supply pada tahun-tahun berikutnya. Salah satu peluang kerja sebagai registered nurse saat ini telah terbuka dari hasil MoU dengan Aloha Healthcare di AS. Pendaftarannya dibuka sejak 23 September lalu hingga 21 November nanti," jelas Shenny.

Shenny juga menjelaskan beberapa persyaratan penting untuk bekerja sebagai registered nurse di AS. Diungkapkan bahwa ini adalah pilot project untuk melihat bagaimana peluang kerja ini bisa dipenuhi oleh perawat Indonesia.

"Beberapa persyaratan penting mencakup syarat pendidikan minimal D3 keperawatan, pengalaman kerja minimal satu tahun, memiliki sertifikasi CPR, kemampuan Bahasa Inggris dengan IELTS minimal 6.5, tes NCLEX, dan beberapa persyaratan lainnya. Untuk informasi lengkapnya dapat dilihat di website dan media sosial KP2MI," lanjut Shenny.

Khusus untuk tes NCLEX, dari data Kemenkes, belum ada perawat Indonesia yang memiliki sertifikat NCLEX. Diungkapkan Shenny, pihak Aloha Healthcare menyediakan pre-test secara online untuk NCLEX, dengan biaya sebesar 50 USD atau sekitar Rp 850.000. Jika lulus pre-test, maka kemungkinannya 85-90% bisa lulus juga pada tes NCLEX, yang dilaksanakan di Filipina. Selain itu, Aloha Healthcare juga memberikan pelatihan sebelum mengikuti tes NCLEX. Karena untuk pendaftaran tes NCLEX cukup mahal, sekitar Rp16 juta.

"Memang untuk modal awal yang dikeluarkan oleh calon pekerja migran dengan skema G to P ke AS ini cukup besar, mencapai puluhan juta rupiah. Namun jika lulus, akan mendapatkan gaji sekitar Rp120-150 juta. Selain itu, dengan kontrak kerja selama tiga tahun di Aloha Healthcare, bisa sambil mengajukan permanent residence atau green card," lanjut Shenny.

Hadir pula dalam kegiatan ini Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan dan Kepala Bidang Penempatan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, Ni Luh Putu Widyantari.

Diungkapkan oleh Ni Luh Putu, bahwa peluang kerja ke AS ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi dan meraih penghasilan yang tinggi.

"Sosialisasi ini agar mahasiswa juga dapat memahami mekanisme dan apa saja hak bagi Pekerja Migran Indonesia saat bekerja," jelas Ni Luh.

Diungkapkan pula oleh Wakil Ketua STIKES Bina Usada Bali, I Made Dwi Pradnya Susila, hingga saat ini lulusan STIKES Bina Usada sudah ada 50 orang yang bekerja ke Jepang, juga beberapa yang ke Belanda dan Jerman.

Pada penutupan kegiatan, Shenny mengungkapkan kepada para peserta untuk turut menyebarkan informasi peluang kerja ini juga kepada keluarga, kenalan, juga para alumni.

"Untuk adik-adik mahasiswa, dari sekarang sudah bisa mempersiapkan diri jika memang tertarik untuk bekerja ke luar negeri. Selanjutnya akan terbuka peluang-peluang kerja lain di luar negeri, seperti Kanada, Australia, Selandia Baru, hingga negara-negara di Eropa," tutup Shenny. ** (Humas/MIT)