Wamen Christina Bahas Peluang Penempatan Pekerja Migran Indonesia dengan Dubes Belanda
-

Wamen Christina Bahas Peluang Penempatan Pekerja Migran Indonesia dengan Dubes Belanda
Jakarta, KemenP2MI (29/4) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani memaparkan peluang penempatan pekerja migran Indonesia, terutama di sektor kesehatan, hospitality, otomotif dan konstruksi kepada Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Wamen Christina menyebut, Indonesia memiliki berbagai sekolah vokasi berbagai jurusan yang bisa menyediakan talent pekerja migran berbagai sektor di Belanda. Untuk sektor kesehatan, Christina berharap, lulusan sekolah vokasi kesehatan Indonesia bisa menempatkan 10 hingga 20 persen dari kebutuhan pekerja migran sektor kesehatan di Belanda yang memerlukan sekitar 266 ribu orang hingga 2035 mendatang.
"Saat ini, realisasi penempatan Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan ke Belanda masih sangat kecil dan didominasi sektor private to private," kata Christina.
Selain sektor kesehatan, Wamen P2MI juga mengeksplor berbagai sektor penempatan pekerja migran bersama Dubes Belanda.
"Kami belum punya penempatan di Belanda dan saya yakin dengan bantuan dari Bapak Duta Besar, kita bisa mengambil peluang di sektor itu," ungkap Christina Aryani.
Wamen P2MI menambahkan, Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan untuk lebih banyak penempatan pekerja migran Indonesia di Eropa dan bisa saja Belanda menjadi salah satu negara tujuan penempatan. Sementara itu, Dubes Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen mengungkapkan saat ini Pemerintah Belanda belum aktif mencari pekerja migran, meski mengalami kekurangan tenaga kerja.
Hal itu, kata Marc, karena adanya opini publik terkait pekerja migran yang menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Belanda. Namun, lanjutnya, Indonesia bisa masuk melalui skema business to business (b to b) atau sektor private to private (p to p) yang menjadi bagian dari skema penempatan pekerja migran dari Kementerian P2MI.
"Namun, tentu saja, dari sisi Kementerian P2MI dan dari sisi kami, harus memastikan perlindungan dari pekerja migran itu sendiri," ungkap Dubes Gerritsen.
Ia mengatakan, saat ini Belanda sedang mengembangkan industri semi konduktor alat pembuatan chip yang digunakan berbagai produk elektronik di seluruh dunia. Industri ini yang menjadi satu dari tiga industri besar di dunia selain Taiwan dan Korea Selatan.
"Kebutuhannya lebih ke enginering, IT dan orang-orang yang berpengalaman. Ekosistem di industri ini juga aktif mencari talent dari berbagai negara, termasuk Indonesia untuk pelatihan atau belajar dan ini bisa menjadi peluang," imbuh Marc. ** (Humas)