Friday, 26 April 2024

Berita

Berita Utama

Bahas Kolaborasi Lanjutan, BP2MI Terima 10.000 Paket Hygiene Kit dari IOM

-

00.06 13 June 2022 865

Bahas Kolaborasi Lanjutan, BP2MI Terima 10.000 Paket Hygiene Kit dari IOM

Jakarta, BP2MI (13/6) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menerima 10.000 paket bantuan hygiene kit dari International Organisation for Migration (IOM). Dalam program Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia dan Keluarga (PM-PMI) ini, turut diserahkan sejumlah unit Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas BP2MI di daerah perbatasan.

Pada agenda yang digelar di Kantor Pusat BP2MI, Senin (13/6/2022) tersebut, dibahas peluang kolaborasi lanjutan antara BP2MI dan IOM. Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Asia dan Afrika (ASAF), Brigjen Pol. Suyanto berharap pertemuan ini dapat bermanfaat secara positif untuk para pekerja migran.

“Kita berharap pertemuan ini bisa menjadi pertemuan yang bagus dan berkelanjutan, dalam membangun kesehatan masyarakat, utamanya para pekerja migran,” harap Suyanto.

Suyanto menambahkan, pihaknya menyambut dengan terbuka atas upaya positif ini, yang dapat turut membantu para Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Sementara itu, Program Manager IOM, Reclaru Sebastien mengawali dialognya dengan berterima kasih kepada BP2MI, atas dukungan positif dalam mengembangkan pengelolaan tata manajemen migrasi di Indonesia.

"Kami juga ingin mengapresiasi segala upaya pemerintah, telah memberikan pelindungan kepada para PMI selama masa pandemi. Termasuk dalam terus-menerus menginformasikan migrasi aman, dan juga resiko-resiko perdagangan orang yang merupakan salah satu tantangan terbesar kita dalam migrasi tenaga kerja di Indonesia," ujar Reclaru.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa secara umum, saat ini IOM memfokuskan pengalokasian bantuan yang ia berikan untuk pemberdayaan ekonomi.

"Melihat tantangan spesifik yang memang dialami oleh PMI dan keluarga di masa pandemi, berkaitan tidak hanya masalah kesehatan, mungkin juga dampak sosial, termasuk kesulitan ekonomi yang dialami para pekerja migran, memang IOM memfokuskan bantuan kami untuk pemberdayaan ekonomi pekerja migran dan keluarganya," paparnya.

Lalu terkait materi bagi para instruktur, ia menuturkan IOM turut memperbarui konten-konten Pre Departure Orientation (PDO) atau Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) bagi para instruktur, yang akan memberikan pelatihan kepada para pekerja migran. Dalam hal ini, IOM menyadari adanya perubahan regulasi terkait pelindungan PMI, maupun protokol Covid-19.

Selanjutnya, IOM juga berupaya membantu BP2MI dalam hal pengembangan konten Learning Management System (LMS) milik BP2MI.

“Kami juga sempat berdiskusi dengan PPSDM (Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia), terkait rencana BP2MI mengembangkan Learning Management System. Kami dari IOM juga siap untuk mendukung kegiatan itu. Mungkin dari kita bisa berdiskusi terkait pengembangan konten-konten online-nya, yang dapat memberikan informasi lebih lanjut bagi PMI kita, yang mungkin bisa diakses lebih mudah secara mandiri,” imbuhnya.

Reclaru mengatakan, IOM turut menyatakan kesiapannya dalam memberikan dukungan dalam menangani para PMI yang rentan mengalami masalah kesehatan mental, atau membutuhkan dukungan psikososial. IOM pun turut serta melakukan pemetaan awal terhadap kondisi anak para pekerja migran yang ditinggal orang tuanya bermigrasi.

“Kami berusaha menggali praktik-praktik baik yang sudah ada di komunitas, yang diberikan bagi anak pekerja migran yang ditinggal bermigrasi, dan juga bagi kelompok wali atau orang tua penggantinya,” pungkas Reclaru. **(Humas/MSA/TDW)