Friday, 26 April 2024

Berita

Berita Utama

Jajaki Peluang Kerja di Belanda, BP2MI Terima Audiensi PT OS Selnajaya dan OTTO Workforce Belanda

-

00.11 30 November 2022 2544

Jajaki Peluang Kerja di Belanda, BP2MI Terima Audiensi PT OS Selnajaya dan OTTO Workforce Belanda

Jakarta, BP2MI (30/11) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menerima audiensi dari PT OS Selnajaya dan OTTO Workforce Belanda, dalam pembahasan penjajakan kerjasama penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) menuju Belanda, pada Rabu, (30/11/2022).

Perwakilan dari OTTO Workforce Belanda, Sophie Van Hoenslaar, menjelaskan tentang latar belakang kunjungannya ke BP2MI, yaitu kebutuhan tenaga perawat di Belanda sejumlah 50.000 tenaga kerja. Sophie menambahkan, dalam 10 tahun, kebutuhan akan perawat di Belanda ini akan membengkak sebanyak 3 kali lipat, sampai dengan sebanyak 150.000 tenaga kerja.

“Pasien sampai harus mengantri perawatan selama 6 bulan di rumah sakit. Tenaga dokter sudah siap, namun rumah sakit di Belanda membutuhkan tenaga perawatnya. Tentunya kami tidak tinggal diam, solusi dan inovasi terus kami telusuri. Beberapa dari solusinya, yaitu bidang teknologi dan pencarian pekerja migran di seluruh dunia ini, sedang kami jajaki,” ungkapnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT OS Selnajaya, Satoshi Miyajima, menyampaikan bahwa dirinya telah mengupayakan program pelatihan Bahasa Belanda, serta langsung mendatangkan instruktur dari Belanda langsung.

“Melalui kerja sama dengan OTTO Workforce sebagai sister company, kami berusaha maksimal memfasilitasi pelatihan Bahasa Belanda bagi CPMI yang berminat berkarir di Belanda, dengan mendatangkan instruktur native, langsung dari Belanda,” ungkapnya.

Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Sukarman, menyambut baik maksud dan tujuan dari kedatangan rombongan OTTO Workforce Belanda dan PT OS Selnajaya, Outsourcing Inc. Jepang, termasuk rencana program peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia di Belanda tersebut.

“Dengan adanya program tersebut, maka kesempatan kerja di luar negeri terus meningkat dan semakin luas,” ungkap Sukarman. “Apalagi, saat ini Indonesia mengalami over supply tenaga kesehatan, khususnya di tenaga perawat dan bidan, yang belum terserap secara optimal di pasar kerja domestik,” imbuhnya.

Sukarman berharap ke depannya agar seluruh skema penempatan PMI, dapat diakomodir dan dibuka untuk tujuan penempatan ke Belanda. Menurutnya, salah satu kendala adalah, sampai saat ini Belanda belum terbuka menjadi salah satu tujuan penempatan berdasarkan Keputusan Dirjen Binapenta Nomor 3/558/PK.02.01/XI/2022 tentang Penetapan Negara Tujuan bagi PMI, sehingga perlu didorong untuk pembukaannya.

“Kendala utama dalam penempatan PMI tujuan Belanda adalah bahasa. Indonesia mempunyai ratusan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang mendidik CPMI dalam bahasa Korea, Inggris, Arab, maupun Mandarin, tapi keahlian dalam bahasa Belanda masih langka. Jika kerja sama ini berhasil, maka kita dapat menciptakan peluang kerja sama baru, dan menciptakan win-win solution bagi pihak-pihak terkait,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Sistem Dan Strategi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa Dan Timur Tengah, Abdul Ghofar, menindaklanjuti keinginan kerja sama antara Belanda dengan Indonesia dengan perencanaan poin-poin Memorandum of Understanding.

“Tindak lanjut dari penjajakan kerja sama adalah perumusan poin-poin yang berisi tentang, apa keperluan skill yang diminta Belanda, apa posisi yang dibutuhkan, bagaimana klasifikasinya, dan sebagainya,” tutur Ghofar.

Senada dengan hal tersebut, Erwina, mewakili Kementerian Tenaga Kerja juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mendukung penempatan PMI, sepanjang sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Saat ini, penetapan Belanda sebagai negara tujuan penempatan, sedang dalam proses finalisasi. Semoga tidak ada kendala, serta regulasi berupa Keputusan Dirjen segera diterbitkan,” ungkap Erwina. ** (Humas/AH/BJG)