Sunday, 4 May 2025
logo

Berita

Berita Utama

Lepas Pekerja Migran Indonesia G to G Korea Selatan, Andika Perkasa : Kalian Pekerja Bermartabat

-

00.10 30 October 2023 1416

Lepas Pekerja Migran Indonesia G to G Korea Selatan, Andika Perkasa : Kalian Pekerja Bermartabat

Jakarta, BP2MI (30/10) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali lepas 78 Pekerja Migran Indonesia skema Government to Government (G to G) Korea Selatan, serta 312 peserta Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP), Senin (30/10/2023).

Jenderal TNI (Purn), Andika Perkasa hadir sebagai tamu, dan menyambut seluruh peserta di eL Hotel Royale Jakarta. Ia terkesima dengan semangat para Pekerja Migran Indonesia yang akan berangkat malam itu juga.

Dalam sambutannya, Andika bertanya kepada salah satu peserta G to G Korea, Fathoni, untuk menceritakan bagaimana Fathoni mengambil keputusan, meninggalkan istri dan anaknya yang masih berumur 3 tahun menuju negara yang asing. 

Kepada Andika, Fathoni mengaku telah bekerja serabutan, dari konstruksi, sampai dengan berternak. Namun, Fathoni tidak ingin merasa malu, Ia hanya ingin mencari penghasilan untuk membahagiakan keluarganya.

“Kalian itu adalah pekerja yang bermartabat. Benar kata Fathoni, tidak usah malu mencari nafkah sampai bekerja ke luar negeri. Dalam suatu forum internasional yang saya pernah hadiri, pekerja migran Indonesia adalah pekerja yang paling disukai dalam etos kerja dan keahlian,” ujar Andika yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI tersebut.

Menurutnya, semakin maju sebuah negara, semakin terbuka peluang kerja yang tersedia. Terlebih menurut Andika, demografis sebagian besar usia masyarakat negara-negara maju semakin menua. Hal tersebut menyebabkan jenis pekerjaan yang membutuhkan fisik sangat sulit dipenuhi oleh masyarakat lokal negara tersebut. 

“Tidak ada negara maju yang tidak butuh pekerja migran dalam masyarakatnya. Indonesia sebagai negara dengan bonus demografi usia produktif, dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja usia produktif di negara tersebut,” ungkapnya.

Andika menyatakan, bahwa pekerja migran Indonesia yang nonprosedural saja banyak peminatnya, apalagi pekerja resmi dengan keahlian tinggi. 

Namun, Ia tegas menganjurkan bahwa menjadi pekerja migran Indonesia harus tetap pada jalur resmi, serta prosedural. Terlebih Andika pun mendukung pernyataan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, bahwa penempatan pekerja migran Indonesia secara ilegal, dibekingi oleh oknum aparatur pemerintahan sendiri.  

“Saya bersyukur kepada Pak Benny, salah satu putra bangsa yang berempati, memberikan berbagai fasilitas istimewa terhadap pekerja migran Indonesia, menaikkan derajat mereka sebagai pekerja yang bermartabat,” terangnya.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, mengapresiasi perhatian dan dukungan Andika dalam menyoroti segala isu tentang pekerja migran Indonesia.

“Saya masih ingat selama 3 tahun saya menjabat, saya menyuarakan tentang darurat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan pada saat itu Panglima Andika menjawab dukungannya dengan mengerahkan seluruh Matra TNI, membantu personel BP2MI di daerah perbatasan,” ungkap Benny.

Benny memaparkan, bahwa pekerja migran Indonesia menyumbangkan devisa terbesar kedua setelah sektor migas, sejumlah 159,6 triliun rupiah. Sumbangan devisa tersebut, menurut Benny cukup menjadikan profesi pekerja migran Indonesia sebagai profesi yang bermartabat.

“Jadi, jangan malu terhadap profesi pekerja migran Indonesia. Bahkan pejabat yang katanya profesi terhormat, gaji nya dibayar oleh pajak para pekerja migran Indonesia. Dimanapun kalian berada, tetaplah menjadi Indonesia,” pungkas Benny. (Humas)