Friday, 3 October 2025
logo

Berita

Berita Utama

Temui Pegiat PMI KRPI Hong Kong, BP2MI Rangkul Semua Komunitas Pekerja Migran Indonesia

-

00.05 12 May 2024 3676

Temui Pegiat PMI KRPI Hong Kong, BP2MI Rangkul Semua Komunitas Pekerja Migran Indonesia

Hong Kong, BP2MI (12/5) – Hari terakhir kunjungan kerja Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ke Hong Kong, kembali menemui banyak komunitas pegiat Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (12/5/2024). Salah satunya delegasi BP2MI menemui Koordinator Tim Alpha Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia Hong Kong/Macau sekaligus pegiat media di Hong Kong, Mullaeli.

Mullaeli menyampaikan berbagai kondisi PMI di Hong Kong dan Macau yang memiliki jumlah cukup banyak di antara beberapa negara Asia lainnya.

“Kami sudah menjalin kerja sama dan hubungan yang baik dengan BP2MI sejak dulu, sejak masih bernama BNP2TKI. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian dan koordinasi yang baik. Kami juga selalu bekerja sama dengan berbagai instansi lainnya dengan membuat program-program yang bermanfaat untuk teman-teman PMI. Misalnya saja program daur ulang sampah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan program pemberdayaan dengan LPEM UI,” jelas Lely, panggilan akrabnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BP2MI, Devriel Sogia menjelaskan bahwa menurut data SISKOP2MI, jumlah Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong sepanjang tahun 2024 per tanggal 6 Mei 2024 sebanyak 39.173 orang dan Macau sebanyak 8 orang. Data ini menunjukkan minat Pekerja Migran Indonesia cukup tinggi untuk bekerja ke Hong Kong dan Macau. Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong terbanyak bekerja sebagai house maid, dan di Macau terbanyak bekerja sebagai room attendant. Untuk potencial supply Pekerja Migran Indonesia, berasal dari sektor layanan perhotelan dan pariwisata sebagai program studi dengan jumlah pendaftaran siswa tertinggi sebanyak 115.560 orang.

Lely juga menuturkan bahwa teman-teman PMI di Hong Kong kebanyakan sudah bekerja dalam jangka waktu yang lama, hal ini sebenarnya bukan keinginan mereka, tetapi karena tuntutan hidup di Indonesia.

“Kami juga ingin kembali dan mandiri di Indonesia, di kampung halaman kami bersama keluarga. Untuk itu, kami bersyukur ada instansi pemerintah yang masih peduli dengan kami. Kami berharap nantinya anak-anak kami tidak mengikuti jejak kami, tetapi bisa sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi dan berhasil mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ungkap Lely.

Staf Khusus Kepala BP2MI, Wawan Fahrudin, menerima kedatangan pegiat PMI dan mendengarkan semua masukan.

“Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mau berbagi unek-unek terkait kondisi PMI di Hong Kong dan Macau ini. Seperti arahan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, kami berusaha merangkul semua komunitas dan menjalin hubungan komunikasi yang baik, agar jika terjadi masalah yang menimpa teman-teman PMI, pemerintah bisa cepat bertindak,” ungkap Wawan. ** (Humas/MIT)