Friday, 26 September 2025
logo

Berita

Berita Utama

BP3MI Aceh Gandeng Universitas Syiah Kuala Tingkatkan Kapasitas Calon Pekerja Migran Indonesia Melalui Pelatihan Bahasa Korea

-

00.09 24 September 2025 24

BP3MI Aceh Gandeng Universitas Syiah Kuala Tingkatkan Kapasitas Calon Pekerja Migran Indonesia Melalui Pelatihan Bahasa Korea

Banda Aceh, KemenP2MI (9/9) — Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Direktorat Urusan Internasional Universitas Syiah Kuala (USK) terkait pelaksanaan program peningkatan kapasitas bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pertemuan berlangsung di Office of International Affairs (OIA) USK, Selasa (09/09/2025).

BP3MI Aceh diwakili oleh Delina Haloho, Ketua Tim Kelembagaan sekaligus Pengantar Kerja Ahli Madya, bersama tim teknis. Kehadiran mereka disambut langsung oleh Dr. Muzailin Affan, Direktur OIA USK.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Muzailin Affan menyampaikan apresiasi dan kesiapan USK untuk mendukung program pelatihan bahasa Korea.

“Kami menyambut baik inisiatif BP3MI Aceh. Pelatihan bahasa Korea ini sangat penting untuk meningkatkan peluang kerja masyarakat Aceh di luar negeri, terutama di Korea. USK siap bekerjasama dan menyiapkan dokumen pertanggungjawaban sesuai regulasi,” ujarnya.

Mewakili Kepala BP3MI Aceh, Delina Haloho menjelaskan bahwa program ini merupakan kegiatan perdana di Aceh.

“Pelatihan ini diharapkan menjadi terobosan dalam mempersiapkan Calon Pekerja Migran Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia agar lebih kompeten. Para calon peserta nantinya akan mengikuti proses seleksi yang difasilitasi BP3MI Aceh, dengan kurikulum pelatihan setara 640 jam pelajaran,” jelasnya.

Pelatihan bahasa Korea yang direncanakan dilaksanakan melalui dukungan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun 2025 ini akan difokuskan pada satu paket pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di Korea Selatan.

BP3MI Aceh menekankan bahwa sinergi dengan Universitas Syiah Kuala menjadi langkah penting untuk menghadirkan pelatihan yang kredibel dan prosedural, sehingga masyarakat Aceh memiliki peluang lebih besar untuk bekerja secara resmi di luar negeri.

Pertemuan ditutup dengan komitmen kedua belah pihak untuk memperkuat kerjasama dalam peningkatan kapasitas bahasa asing bagi Calon Pekerja Migran Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia, dengan harapan program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Aceh. **(HumasBP3MIAceh)