Saturday, 27 April 2024

Berita

Berita Utama

Kepala BP2MI Semangati 17.653 CPMI Saat Verifikasi Dokumen di Semarang

-

00.01 22 January 2023 2309

Kepala BP2MI Semangati 17.653 CPMI Saat Verifikasi Dokumen di Semarang.

Semarang, BP2MI (22/01) - Verifikasi dokumen pendaftaran Ujian EPS-TOPIK bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) Program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan terus dilaksanakan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). 

Pada tahun 2023 ini, sebanyak 35.508 CPMI antusias melakukan verifikasi dokumen di 34 lokasi se-Indonesia, di mana 17.653 CPMI di antaranya melakukan verifikasi dokumen di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jawa Tengah.

Wakil Rektor III UNNES, Ngabiyanto, mewakili Rektor UNNES, menyampaikan UNNES telah menjadi tuan rumah yang ke-lima kalinya untuk pelaksanaan pendaftaran Program G to G ke Korea Selatan.

“Ini merupakan salah satu bentuk pengabdian UNNES kepada masyarakat, terutama pada saudara-saudara yang sedang berjuang untuk memperoleh pekerjaan di Korea Selatan, untuk menjadi PMI,” terangnya.

Sementara itu, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, yang melihat langsung pelaksanaan verifikasi dokumen di UNNES, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (22/01/2023), mengungkapkan pentingnya kerjasama antara BP2MI dengan UNNES.

“Untuk di Jawa Tengah, ini sudah kali kelima kita bekerjasama dengan UNNES. Alhamdulillah jika tidak dibantu oleh kampus, bisa kewalahan karena SDM kita terbatas. Tentu UNNES sangat penting dan strategis bagi BP2MI,” ujar Benny.

Benny mengatakan, saat ini transformasi tata kelola penempatan PMI sedang berjalan. Ada perubahan besar kebijakan BP2MI untuk proses penempatan program G to G ke Korea Selatan.

“Untuk verifikasi dokumen misalnya, CPMI harus mengeluarkan biaya transportasi dari daerah asalnya ke pulau Jawa, hanya untuk membawa beberapa dokumen. Untuk itu saya perintahkan, mulai tahun 2023, verifikasi dokumen bisa dilaksanakan di daerah masing-masing. Ini adalah bentuk keadilan bagi CPMI,” ujar Benny.

Benny bercerita, setelah verifikasi dokumen pun, CPMI harus kembali lagi untuk melakukan Medical Check-Up. “Ini merupakan tindakan diskriminatif untuk para CPMI,” jelasnya.

Benny juga berpesan kepada jajarannya, jika ada dokumen CPMI yang belum lengkap saat verifikasi dokumen, tidak boleh menggugurkan pendaftaran mereka. Berikan kesempatan hingga mereka bisa melengkapi dokumen.

“Termasuk juga saat Prelim (Preliminary Education), CPMI tidak boleh digugurkan hanya karena berhalangan hadir. Beri kesempatan hingga mereka bisa Prelim. BP2MI tidak boleh membunuh mimpi CPMI untuk bekerja ke luar negeri,” papar Benny.

Sementara itu, Kepala Disnaker Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, mengatakan, para CPMI yang hari ini hadir sudah tepat memilih Program G to G melalui BP2MI. Karena banyak sekali para pencari kerja yang berangkat secara ilegal dan pada akhirnya menimbulkan masalah.

“Program G to G ini sudah tepat sekali untuk kalian ikuti. Untuk bekerja ke luar negei, selalu gunakan jalur penempatan PMI yang prosedural. Walaupun prosesnya panjang dan tidak mudah, tetapi ikuti saja semua prosesnya dengan tekun dan sabar. Kalau kalian punya keahlian dan kemampuan, pasti akan lolos,” tutup Sakina.** (Humas/SD)