Monday, 6 October 2025
logo

Berita

Berita Utama

Pembinaan Pegawai, Kepala BP2MI: Harus Berpikir Indonesia Sentris

-

00.09 18 September 2023 1534

Pembinaan Pegawai, Kepala BP2MI : Harus Berpikir Indonesia Sentris

Kupang, BP2MI (18/9) Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, melakukan pembinaan pegawai di lingkungan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Indonesia (BP3MI)  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (18/9/2023).

"Saya inginkan kepada seluruh pejabat di lingkungan BP2MI. Jangan hanya berpikir Jawa sentris. Harus  berpikirlah Indonesia sentris," kata Benny, selaku Kepala BP2MI di hadapan para pegawai BP3MI NTT.

Hal ini seperti Presiden Jokowi lakukan, lanjut Benny, Presiden menegaskan jangan berpikir Jawa sentris, harus berpikir Indonesia sentris. Ini harus dilakukan karena karekteristik setiap daerah di Indonesia berbeda-beda.

"Kita harus punya  perspektif yang khusus,  ini harus merubah perspektif kita, karena beda antara Jawa dan NTT. Jangan berpikir sama," tegasnya. 

Kepala BP2MI meminta, pusat harus turun ke daerah, jika  tidak dilakukan ini akan sulit dan tidak bisa memotret masalah di daerah. NTT tidak seperti di Jawa, jangan melihat NTT hanya dari Jakarta, karena setiap daerah  memiliki karakteristik yang berbeda dan  pasti tidak sama.

"Kita harus memiliki niat baik, beri pasukan untuk BP3MI. Jangan sampai kita dianggap lalai oleh publik. Jangan karena alasan anggaran kita abai untuk pekerja migran Indonesia. NTT ini memiliki jumlah kasus yang tinggi Pekerja Migran Indonesia yang meninggal,  kita harus memberikan perhatian khusus," kata Benny. 

Perhatian khusus perlu diberikan, lanjut Benny, karena NTT merupakan provinsi ke enam sebagai tertinggi dengan jumlah angka penempatan Pekerja Migran Indonesia. 

"Ini tugas berat bagaimana kita meyakinkan masyarakat, tidak hanya resiko apa, solusi nya apa. Tidak cukup melarang, mencegah,  tapi sarana prasarana pendukung tidak ada. Jika kemampuan terbatas segera lakukan koordinasi dengan cepat untuk menyiapkan sarana dan prasarana seperti menyiapkan Balai Latihan Kerja (BLK), Sarana Kesehatan dan pendukung lainnya," ujar Benny. 

Kepala BP2MI meminta, standarisasi untuk BP3MI juga harus  dilaksanakan secara konsisten. Tahun 2024 standarisasi harus dilakukan secara maksimal. 

"Saya melihat SDM juga kurang ini problem yang serius. Ini tidak boleh dipukul rata dan harus berpedoman pada angka kasus yang ada," jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala BP3MI Provinsi NTT, Siwa  menginginkan ada   perubahan paradigma untuk para Pekerja Migran Indonesia.  Di provinsi NTT masalah utama  adalah pola migrasi dan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Orang timur  selalu berprasangka baik. Sehingga banyak orang yang menyebabkan bekerja secara non prosedural. Saya inginkan agar masyarakat bisa bekerja secara prosedural." ujarnya. 

Siwa menambahkan, para pekerja migran Indonesia dari NTT juga memiliki karekteristik bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).  Ia menambahkan, jumlah penempatan Pekerja Migran Indonesia asal NTT dalam periode lima tahun terakhir sampai Oktober 2023, terdapat sebanyak 2.067.  Mereka bekerja  bekerja di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Papua Nugini, Jepang dan negara penempatan lainnya.

Sedangkan untuk sektor pekerjaan, menurut Siwa, banyak para pekerja migran Indonesia asal NTT bekerja di sektor perkebunan. "Selain memiliki angka penempatan Pekerja Migran Indonesia yang tinggi. Daerah asal para pekerja migran berbeda-beda dari pulau ke pulau. Mereka perjalanannya sangat panjang mulai dari pulau, laut dan pulau lagi," jelasnya.*(Humas)