Friday, 26 September 2025
logo

Berita

Berita Utama

BP3MI Riau Adakan Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Purna Pekerja Migran Indonesia di Selatpanjang

-

00.09 19 September 2025 133

BP3MI Riau Adakan Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Purna Pekerja Migran Indonesia di Selatpanjang

Selatpanjang, KP2MI (17-18/9) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau melaksanakan kegiatan Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Purna Pekerja Migran Indonesia dengan tema “Penguatan Keluarga Melalui Pola Asuh dan Literasi Keuangan” di Kabupaten Kepulauan Meranti, Tahun Anggaran 2025 pada Rabu (17/9/2025) hingga Kamis (18/9/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta yang berasal dari Purna Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti, serta komunitas Perkumpulan Pemuda Meranti Luar Negeri (PPMLN).

Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim Pemberdayaan BP3MI Riau, Anna Florence Simanjuntak, yang menyampaikan terima kasih kepada seluruh narasumber dan peserta yang bersedia terlibat dalam kegiatan purna Pekerja Migran Indonesia. 

Kegiatan ini menghadirkan narasumber, baik dari praktisi maupun profesional sesuai bidang pekerjaannya. Dimulai dari praktisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Risdayati yang juga merupakan Dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau yang memaparkan materi Pola Asuh Anak dalam Keluarga Pekerja Migran Indonesia.

Risdayati menyampaikan pentingnya pola asuh anak Pekerja Migran Indonesia yang baik, mulai dari balita, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Anak-anak Pekerja Migran Indonesia cenderung kehilangan sosok orang tua karena umumnya mereka ditinggal bekerja sehingga diasuh oleh nenek dan kakeknya. Padahal, mereka membutuhkan sosok orang tua untuk mendukung pertumbuhan kecerdasan dan emosional yang pengaruhnya besar dari orang tua. 

Pola asuh anak-anak harus diperhatikan dan tidak diberikan kebebasan penuh. Misalnya ketika menggunakan smartphone harus dibatasi waktunya, anak-anak yang masih SMP dalam masa pubertas tidak boleh diinisiasi dengan kalimat negatif, dan orang tua harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak. Selain dari orang tua, faktor yang mempengaruhi pola asuh anak dapat dipengaruhi lingkungan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.

“Komunitas seperti PPMLN memiliki peran penting untuk mendukung dan memperhatikan anak-anak PMI yang membutuhkan bantuan karena ketiadaan orang tua, memperhatikan pola asuh mereka, membantu kebutuhannya dan lain-lain,” papar Risdayati.

Pemahaman literasi keuangan membantu keluarga untuk menabung kiriman uang dari luar negeri untuk membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Koperasi, Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Kepulauan Meranti, Eko Priyono.

“Misalnya ketika ada uang, ada yang mau beli motor, kedua beli TV. Hanya untuk kepentingan kemewahan saja. Padahal perlu mengelola uang sehingga keluarga di seberang memikirkan menghasilkan uang sedangkan yang di sini mengelola keuangan dengan baik,” jelas Eko.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat melaksanakan realisasi pengelolaan keuangan. Pertama, dari individu itu sendiri seperti kurangnya pengetahuan finansial dasar, gaya hidup konsumtif, dan kurangnya disiplin keuangan. Kedua, faktor dari keluarga yang mendapat kiriman remitansi, habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, membeli barang mewah, dan kurangnya komunikasi antara Pekerja Migran Indonesia dan keluarga, sehingga rencana keuangan tidak ada kejelasan peruntukan uang yang sudah dikirim. Terakhir, keluarga tidak memiliki keterampilan untuk berusaha, dimana uang yang telah dikirim tidak dimanfaatkan menjadi modal usaha sebagai sumber penghasilan tambahan.

Semua orang dapat dan mampu mengelola keuangannya apapun latar belakang pendidikannya. Setiap orang berhasil mengelola keuangannya karena mereka mau berusaha. Ketika sudah memahami pengelolaan keuangan selanjutnya adalah membuat perencanaan keuangan baik secara manual maupun digital.

Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja, H. Haramaini, menyampaikan materi terkait Komunikasi Efektif pada Keluarga Pekerja Migran Indonesia dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Beliau menyampaikan pentingnya menjalin komunikasi antara Pekerja Migran Indonesia dan keluarga selama tinggal berjauhan. Sehingga menghindari terjadinya praduga yang tidak beralasan yang mengarah ke pikiran negatif.

“Komunikasi efektif merupakan pondasi ketahanan keluarga Pekerja Migran Indonesia,” tekan Haramaini.

Kegiatan dilanjutkan dengan sharing testimoni dengan Ketua PPMLN, Husni Kurniallah. Beliau memaparkan “Praktik Baik Perihal Kegiatan Organisasi/Komunitas Pekerja Migran Indonesia dalam Melindungi Pekerja Migran Indonesia”.

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan rapat koordinasi antara Tim Pemberdayaan, narasumber dan peserta yang berasal dari OPD Kabupaten Kepulauan Meranti untuk merumuskan tindak lanjut dari kegiatan.

Secara keseluruhan acara berjalan baik, peserta juga aktif bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat. ** (Humas/BP3MI Riau)